KIMIA ORGANIK FISIK
MATERI KULIAH
KIMIA ORGANIK FISIK
A.
GAYA VAN DER WAALS
Gaya van
der waal dalam ilmu kimia merujuk pada jenis gaya antar molekul. Istilah ini
pada awalnya merujuk pada jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih
digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada
gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Hal ini
mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya keesom), dipol rotasi atau
bebas (gaya debye), serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya london).
Teramati
pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tidak berinteraksi. Hal ini
menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom
gas mulia makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan (id.m.wikipedia.org).
B.
POLARIZABILITAS
Adalah kemudahan
suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu molekul. Gaya
tarik dipol-dipol terjadi karena molekul yang sebaran muatannya tidak simetris
bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan (id.m.wikipedia.org).
C.
GUGUS FUNGSI
Gugus fungsi bagian
paling reaktif dari suatu senyawa karbon. gugus
fungsi menyebabkan perbedaan sifat yang khas pada senyawa karbon, sesuai dengan
berbedanya gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa tersebut. Perbedaan
ini disebabkan oleh gugus fungsi yang diikat berbeda. Gugus fungsi bisa berupa
ikatan karbon tunggal / rangkap 1, rangkap dua, rangkap tiga, dan atom/ gugus
atom. Meskipun senyawa-senyawa karbon mempunyai unsure dasar sama yaitu karbon.
Berikut ini adalah
macam-macam gugus fungsi yang di kenal :
D.
EFEK INDUKSI
Dalam suatu ikatan kovalen tunggal dari atom yang
tak sejenis, pasangan electron yang membentuk ikatan sigma, tidak pernah
terbagi secara merata di antara kedua atom. Electron memiliki kecenderungan untuk
tertarik sedikit ataupun banyak kea rah atom yang lebih elektronegatif dari
keduanya. Misalnya dalam suatu alkil klorida, kerapatan electron cenderung
lebih besar pada daerah didekat atom Cl daripada atom C. sebagai penunjuk bahwa
atom yang satu lebih elektronegatif, secara umum dituliskan sebagai berikut:
”Jika atom karbon terikat pada klorin dan ia
sendiri berikatan pada atom karbon selanjutnya, efek induksi dapat diteruskan
pada karbon tetangganya”
Akibat dari pengaruh atom klorin, electron pada
ikatan karbon klorin didermakan sebagian ke klorin, sehingga menyebabkan C1
sedikit kekurangan electron. Keadaan C1 ini menyebabkan C2 mesti mendermakan
juga sebagian elektronnya pada ikatan C2 dengan C1 agar menutupi kekurangan
electron di C1. Begitu seterusnya. Namun, efek ini dapat hilang pada suatu
ikatan jenuh (ikatan rangkap), efek induktif ini juga semakin mengecil jika
melewati C2. Pengaruh distribusi electron pada ikatan sigma ini dikenal sebagai
efek induksi.
Sebagai perbandingan relatifitas efek induksi,
kita memilih atom hydrogen sebagai molekul standarnya, misalnya CR3-H.
·
Jika ketika atom H dalam molekul ini diganti
dengan Z (atom ataupun gugus), kemudian kerapatan electron pada bagian CR3
pada molekul ini berkurang daripadadalam CR3-H, maka Z dapat
dikatakan memiliki suatu efek – I (efek penarik electron / electron-withdrawing
/ electron-attracting). Contoh gugus dan atom yang memiliki efek – I: NO2,
F, Cl, Br, I, OH, C6H5-.
·
Jika kerapatan electron dalam CR3
bertambah besar dari pada dalam CR3-H, maka Z dikatakan memiliki
efek + I (efek pendorong electron / electron-repelling / electron-releasing).
Contoh gugus dan atom yang memiliki efek + I: (CH3)3C-,
(CH3)2CH-, CH3CH2-, CH3- (http://aura28.blogspot.co.id/2012/10/efek-induksi-dan-mesomeri.html).
E.
TAUTOMERI
Bagi kebanyakan
senyawa, senyawa molekul mempunyai struktur yang sama, tetapi juga ada senyawa
lain yang ada dalam satu campuran dari dua atau lebih senyawa yang secara
struktural berbeda, dan campuran berbeda dalam kesetimbangan yang cepat. Jika fenomena
ini (disebut tautomeri) ada maka ada pergeseran bolak-balik yang cepat antara
molekul-molekul yang kesetimbangan tersebut. Di dalam pristiwa ini ada proton
yang berpindah dari satu atom molekul ke atom yang lain menjadi molekul lain
(Dr. Firdaus, M.S).
F.
REGANGAN RUANG
Menurut
teori regangan Baeyer, senyawa siklik seperti halnya sikloalkana membentuk
cincin datar. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari
sudut ikatan tetrahedral 109,5º maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar
penyimpangan terhadap sudut ikatan tetrahedal, molekulnya makin regang, dan
berakibat molekul tersebut makin reaktif
(http://mychemicaldream,blogspot.co.id).
Gaya tarik dipol-dipol terjadi karena molekul yang sebaran muatannya tidak simetris itu maksudnya apa ya nevira mohon dijelaskan
BalasHapusGaya dipol-dipol adalah gaya antarmolekul dalam zat yang polar. Molekul yang distribusi rapatan elektronnya tidak simetris bersifat polar dan mempunyai dua ujung yang berbeda muatan (dipol). Dalam zat polar,molekul-molekulnya cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) egatif dari molekul di dekatnya, menghasilkan suatu gaya tarik-menarik yang disebut gaya tarik dipol-dipol.
BalasHapusterima kasih atas materinya saudari nevira,mohon berikan contoh tautomeri. Terima kasih
BalasHapuscontohnya perubahan keto menjadi enol, amin menjadi imin.
BalasHapusterima kasih saudari nevira, materi anda bagus dan sangat bermanfaat, sebelumnya anda telah memaparkan tautomeri. adakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya tolong dijelaskan
BalasHapusBaiklah kembali kasih, untuk jwbannya adalah rasio tautomer ini tergantung pada beberapa faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH. Trimakasih sudah bertanya
BalasHapusTerima kasih atas penjelasannya, mohon jelaskan bagaimana regangan ruang pada sikloheksana?
BalasHapus